Breaking News
Loading...
Senin, 20 Januari 2014

Kembali ke Sapi Lokal (Bag. II)

05.44
Sapi Lokal (sumber: metrotvnews)
 Jūi gakusei | 獣医学生, Kampus. Daging sapi sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Terutama karena daging sapi merupakan penyumbang protein hewani yang sangat tinggi. Setiap 100 gram daging sapi mengandung protein 18,8 gram, dengan daya cerna lebih baik dibanding dengan protein nabati (dari tumbuh-tumbuhan).

Pada tubuh makluk hidup seperti manusia, protein merupakan penyusun bagian besar organ tubuh, seperti: otot, kulit, rambut, jantung, paru-paru, otak, dan lain-lain.

Adapun fungsi protein yang penting bagi bagi tubuh manusia, antara lain untuk, pertumbuhan; memperbaiki sel-sel yang rusak; sebagai bahan pembentuk plasma kelenjar; hormone dan enzim sebagian sebagai cadangan energi, jika karbohidrat sebagai sumber energi utama tidak mencukupi; dan menjaga keseimbangan asam basa darah. (http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/manfaat-daging-sapi-bagi-tubuh-manusia).

Kebutuhan sapi di Indonesia berbanding lurus dengan kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia. Hal ini membuat konsumsi daging sapi di Indonesia sangat besar. Menurut Menteri Pertanian (Suswono), proyeksi kebutuhan daging Indonesia 1.504 ton daging sapi per hari pada tahun 2013.

Berdasarkan perhitungan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi, kebutuhan daging sapi di negeri ini 600.000 ton/tahun. Sedangkan 1 ekor sapi hanya mempunyai berat 150 Kg. Sehingga dalam setahun, pemerintah membutuhkan sapi empat juta ekor.

Untuk memenuhi jumlah konsumsi daging sapi tersebut, pemerintah mencanangkan program swasembada daging. Program ini telah mengalami penundaan sebanyak tiga kali. Program swasembada daging sapi telah dicetuskan sejak tahun 2000. PSDSK 2014 sebenarnya merupakan program lanjutan yang telah dicanangkan sebelumya sejak tahun 2001 – 2005.

Pada waktu itu, program bernama kecukupan daging sapi. Program tersebut ternyata lebih banyak bersifat rencana dan sama sekali tidak didukung oleh anggaran yang memadai sehingga lebih banyak bersifat wacana. Program swasembada daging sapi dicetuskan lagi menjadi Program Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi (P2SDS) 2008 – 2010. Program ini juga gagal mencapai target karena berbagai alasan antara lain kebijakan program yang dirumuskan tidak disertai dengan rencana operasional yang rinci.

Swasembada daging sapi 2014 ini, apabila molor lagi maka kerugian yang dialami pemerintah akan sangat besar. Oleh karena itu, harus ada upaya dan kerja keras dari seluruh insan peternakan di Indonesia.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah dan stake holder dalam bidang peternakan, adalah dengan menekan kuota daging impor. Masyarakat harus dibiasakan untuk mengonsumsi daging lokal. Selain itu, konversi pakan sapi lokal sangat baik walaupun dengan pakan seadanya, karena kebanakan dari peternak Indonesia adalah peternak rakyat. (BERSAMBUNG)

Rahmatika Choiria, Gina Nafsil Mutmainah, Ai Samrotul Hasanah, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Finalis Debat Peternakan Nasional 2013, TIMPI ISMAPETI

0 komentar:

Posting Komentar