Antara Importasi Daging, SMD dan Ide Adanya Kementerian Peternakan |
Jūi gakusei | 獣医学生, Kampus. Importasi daging menjadi tantangan serius karena jika hal ini terus berlanjut, dikhawatirkan peternakan yang ada di Indonesia lambat berkembang atau terpuruk, akibatnya untuk memenuhi kebutuhan daging lokal tidak tercukupi dan otomatis kita akan selalu membutuhkan ketergantungan pasokan daging dari luar negeri.
Oleh sebab itu kita sebagai agent of change/pembawa perubahan khususnya dalam ruang lingkup peternakan harus ikut berkontribusi baik secara pemikiran melalui penelitian dan juga berperan dalam pengaplikasianya dalam masyarakat peternakan. Selain itu pemerintah harus juga berperan aktif dalam membuat sebuah kebijakan efektif yang dilakukan dengan meliputi mentri pertanian pada bagian peternakan dan dengan para stakeholder yang dibutuhkan dari hulu hingga hilir guna peternakan yang ada di indonesia dapat berkembang dan lebih baik lagi.
Dalam hal program sarjana membangun desa (SMD) terasa efektif. Hal ini disebabkan setiap peserta Sarjana Membangun Desa (SMD) ikut berkontribusi mengembangkan dunia peternakan yang lebih baik lagi. Dengan adanya SMD, masyarakat yang belum terlatih dalam beternak dapat dibimbing oleh SMD tersebut.
SMD juga sebagai media penyaluran informasi ilmu pengetahuan ke masyarakat, jadi kinerja pemerintah dapat sedikit terbantu dengan adanya SMD dan juga pemerintah harus sering melakukan pelatihan yang mancakup hal seputar perkembangan dunia peternakan guna meningkatkan kualitas kinerja peternakan di indonesia.
Bukti nyata sudah ada di Provinsi Riau, SMD ikut serta dalam kelompok tani ternak yang ada di setiap desa, salah satunya di Kabupaten Kampar. Namun sangat disayangkan karena SMD yang ada masih kurang, akibatnya masih banyak kabupaten lain yang ada di Riau belum mempunyai SMD yang baik.
Jadi program Sarjana Membangun Desa harus dipertahankan dan dikembangkan kualitasnya agar dapat membantu pemerintah dalam menjalankan program swasembada daging.
Perihal ide adanya kementerian khusus di bidang peternakan, menurut kami, hal tersebut sudah merupakan suatu keharusan. Hal ini disebabkan dengan adanya menteri peternakan berdiri sendiri, kegiatan akan lebih fokus pelaksanaanya. Untuk sekarang ini menteri peternakan masih bergabung dengan menteri pertanian sehingga kinerjanya lambat dan kurang efektif.
Dengan adanya menteri peternakan berdiri sendiri, perkembangan peternakan yang ada di indonesia dapat di monitor dan di kontrol dengan baik. Jika menteri peternakan dapat berdiri sendiri kami berharap harus di isi oleh orang – orang yang mampu dan serius untuk memajukan peternakan indonesia yang lebih baik lagi dan bebas dari korupsi.
Inra Joni, Anggi Destriono, Widya Setuti, Mahasiswa Ilmu Peternakan UIN SUSKA Riau
Finalis Debat Peternakan Nasional 2013, TIMPI ISMAPETI
Sumber: Livestockreview
0 komentar:
Posting Komentar